I. Sejarah Singkat Kota Tanjungbalai
Sejarah Kerajaan
Asahan dimulai dengan penobatan raja pertama kerajaan tersebut
yang berlangsung meriah disekitar kampung Tanjung. Peristiwa penabalan
raja pertama kerajaan Asahan tersebut
terjadi tepatnya pada tanggal 27 Desember 1620, dan tanggal 27 Desember kemudian ditetapkan sebagai “Hari Jadi
Kota Tanjungbalai” dengan surat keputusan DPRD Kota Tanjungbalai Nomor : 4/DPRD/TB/1986 Tanggal 25 November 1986.
Mengenai asal
usul nama kota “Tanjungbalai”, menurut cerita
rakyat yang ada di Tanjungbalai bermula dari
sebuah kampung yang ada disekitar ujung tanjung di muara Sungai Silau dan aliran Sungai Asahan. Lama kelamaan balai yang dibangun semakin ramai
disinggahi karena tempatnya yang strategis sebagai bandar kecil tempat melintas ataupun orang – orang yang
ingin;bepergian ke hulu Sungai Silau. Tempat itu kemudian dinamai “Kampung Tanjung” dan orang lazim menyebutnya balai “Di Tanjung”. Ditemukannya Kampung Tanjung kemudian menjadikan
daerah itu menjadi semakin ramai dan berkembang menjadi sebuah negeri.
Penabalan Sultan
Addul Jalil sebagai raja ;pertama Kerajaan Asahan di Kampung Tanjung
kemudian memulai sejarah pemerintahan Kerajaan Asahan pada tahun 1620. Dalam catatan sejarah, Kerajaan Asahan pernah diperintah oleh delapan orang
raja yang sejak raja pertama Sultan
Abdul Jalil pada tahun 1620 sampai dengan Sultan Syaibun Abdul Jalil Rahmadsyah tahun 1933, yang kemudian
mangkat pada tanggal 17 April 1980 di Medan dan di makamkan di kompleks Mesjid Raya Tanjungbalai.
Pertumbuhan dan
perkembangan Kota Tanjungbalai sejak didirikan sebagai Gementee ;berdasarkan Besluit G.G. tanggal 27 Juni 1917 dengan
Stbl.1917 No. 284, sebagai akibat dibukanya perkebunan-perkebunan di daerah Sumatera Timur termasuk daerah Asahan seperti H.A.P.M., SIPEF, London Sumatera (Lonsum) dan lain-lain,
maka Kota Tanjungbalai sebagai kota
pelabuhan dan pintu masuk ke daerah Asahan menjadi penting artinya bagi perkembangan perekonomian Belanda. Dengan telah berfungsinya jembatan Kisaran dan
dibangunnya jalan kereta api Medan – ;Tanjungbalai, maka hasil-hasil dari
perkebunan dapat lebih lancar disalurkan atau diekspor melalui kota pelabuhan
Tanjungbalai.
Untuk
memperlancar kegiatan perkebunan, maskapai-maskapai Belanda membuka kantor dagangnya di kota Tanjungbalai antara lain:
kantor K.P.M., Borsumeij dan lain-lain, maka pada abad XX mulailah penduduk
bangsa Eropa tinggal menetap di kota Tanjungbalai. ;Assisten Resident van Asahan berkedudukan di
Tanjungbalai dan sekaligus jabatannya
bertindak sebagai Walikota dan Ketua Dewan (Voorzitter van den Gemeen-teraad). Sebagai kota pelabuhan dan tempat kedudukan Assisten
Resident, Tanjungbalai juga merupakan tempat kedudukan Sultan Kerajaan Asahan. Pada waktu Gementee Tanjungbalai didirikan atas Besluit
G.G. tanggal 27 Juni 1917 No.284, luas wilayah Gementee Tanjungbalai adalah 106
Ha. Atas persetujuan Bupati Asahan melalui maklumat tanggal 11 Januari 1958 No. 260 daerah-daerah yang dikeluarkan (menurut Stbl. 1917 No. 641) dikembalikan
pada batas semula, sehingga menjadi seluas 200 Ha.
II. Letak
Geografis
![]() |
| Gambar 1. Peta Kota Tanjungbalai |
Kota
Tanjungbalai terletak di antara 2° 58' LU dan 99° 48' BT, dengan luas wilayah
60,52 km² (6.052 ha), dikelilingi oleh wilayah Kabupaten Asahan dengan batas-batas sebagai berikut :
Utara
|
Kecamatan Tanjungbalai
|
Selatan
|
Kecamatan Simpang Empat
|
Barat
|
Kecamatan Simpang Empat
|
Timur
|
Kecamatan Sei Kepayang
|
Kota
Tanjungbalai terletak di antara 2º58' Lintang Utara dan 99º48' Bujur Timur.
Posisi Kota Tanjungbalai berada di wilayah Pantai Timur Sumatera Utara pada
ketinggian 0-3 m di atas permukaan laut dan kondisi wilayah
relatif datar. Kota Tanjungbalai secara administratif terdiri dari 6 Kecamatan,
31 Kelurahan. Luas wilayah Kota Tanjungbalai 6.052 Ha (60,52 km²).
Tabel 1. Kelurahan Yang Ada di Kota Tanjungbalai
Tabel 1. Kelurahan Yang Ada di Kota Tanjungbalai
No
|
Kecamatan
|
Kelurahan
|
1
|
Datuk Bandar
|
Sijambi – Pahang – Sirantau
– Pantai Johor – Gading
|
2
|
Datuk Bandar Timur
|
Pulau Simardan – Bunga
Tanjung – Semula Jadi –
Selat Lancang – Selat
Tanjung Medan
|
3
|
Tanjungbalai Selatan
|
TB Kota I – TB
Kota II – Perwira – Karya – Pantai Burung – Indra Sakti
|
4
|
Tanjungbalai Utara
|
TB Kota III – TB
Kota IV – Sejahtera – Kuala
Silo
Bestari – Matahalasan
|
5
|
Sei Tualang Raso
|
Muara Sentosa – Sumber Sari – Pasar Baru –
Keramat Kubah – Sei Raja
|
6
|
Teluknibung
|
Perjuangan – Pematang Pasir – Kapias Pulau
Buaya – Beting
Kuala Kapias – Sei
Merbau
|
Hasil Sensus Penduduk 2014, jumlah penduduk Kota Tanjungbalai berjumlah 164.675 jiwa yang terdiri atas 83.006 jiwa laki-laki dan 81.669 jiwa perempuan. Penduduk Kecamatan terbanyak berada di Kecamatan Teluk nibung dengan jumlah penduduk 38.172 jiwa sedangkan yang terendah berada di Kecamatan Tanjungbalai Utara Dengan jumlah penduduk 15.862 jiwa.
Tabel 2. Penduduk Kota Tanjungbalai Per Kecamatan Tahun 2014
Kecamatan |
Tahun 2014
|
||||
Penduduk Menurut Jenis Kelamin (Jiwa)
|
|||||
Laki-Laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
|||
Datuk Bandar
|
18.071
|
17.965
|
36.036
|
||
Datuk Bandar
Timur
|
14.804
|
13.923
|
28.727
|
||
Tanjungbalai
Selatan
|
10.033
|
10.578
|
20.216
|
||
Tanjungbalai Utara
|
8.477
|
8.436
|
16.913
|
||
Sei Tualang Raso
|
12.239
|
11.977
|
24.216
|
||
Teluk Nibung
|
19.382
|
18.790
|
38.172
|
||
TANJUNGBALAI
|
83.006
|
81.669
|
164.675
|
||






